selamat datang di blog kami.... semoga bermanfaat.

Rabu, 06 April 2011

Renungan Qur'an dan Hadits


Pasti Ada Jalan Keluar


Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar (dari kesulitannya) (QS:Atthalaq:2)

Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang banyak membaca istighfar, niscaya Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari setiap kesusahannya dan menjadikan kelapangan dari setiap kesempitannya.”

Penjelasan:
        Setiap manusia pasti akan diberi ujian dan cobaan oleh Allah. Dan dengan ujian itulah iman manusia bisa diukur. Jika kita berputus asa dan bersedih berlarut-larut ketika mendapatkan masalah, maka mungkin iman kita masih lemah.
       Orang yang tinggi keimanannya tidak pernah takut dengan ujian yang Allah berikan. Karena dia yakin akan kekuasaan dan kasih sayang Allah.
       Maka dari itu, marilah kita perbanyak istighfar dan selalu menjalankan perintah Allah, agar Allah senantiasa memberikan jalan keluar terhadap masalah yang kita hadapi.

kuat menghadapi masalah


Tips Kuat Menghadapi Masalah

       Dalam menghadapi masalah kita sering sekali tidak bisa berfikir dengan jernih sehingga kita menjadi stress. Stress adalah penyakit fikiran dan hati. Maka ketika menghadapi masalah, kita harus meluruskan fikiran dan luaskan hati. Ada 5 hal yang harus kita ingat ketika kita menghadapi masalah:

1. Ingatlah bahwa Allah tidak memberikan ujian di luar batas kemampuan hambanya. Tidak mungkin Allah dzolim pada hambanya. Maka jika masalah datang, sadarilah bahwa pasti kita sanggup menghadapinya.

2. Ujian itu sebagai proses peningkatan kualitas diri. Jika kita terbiasa mampu menghadapi masalah. Maka masalah tersebut akan semakin mudah. Semakin banyak masalah yang mampu kita hadapi, semakin meningkat pula kualitas diri kita.

3. Instrospeksi diri. Masalah yang kita hadapi bisa menjadi alat untuk pendeteksi kesalahan yang mungkin tidak kita sadari. Maka dari itu dengan datangnya masalah, kita bisa mengetahui kesalahan-kesalahan kita dan memperbaikinya agar kesalahan itu tidak terulang.

4. Sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. “inna ma’al ‘usri yusro”  Allah telah menjanjikan kemudahan dan jalan keluar terhadap masalah yang kita hadapi. Maka jika kita yakin akan janji Allah, kita pasti akan mendapatkan solusi untuk permasalahan yang sedang kita hadapi.

5. Asah gergaji. Ingatlah bahwa dengan masalah yang kita hadapi, maka kita punya kesempatan untuk mengasah kemampuan kita agar menjadi lebih baik.

Bersyukur

BERSYUKURLAH

Bersyukurlah saat engkau tidak mengetahui sesuatu. Karena hal itu memberimu kesempatan untuk belajar
Bersyukurlah atas masa-masa sulit yang kau hadapi. Karena di sana ada kesempatan mengembangkan diri
Bersyukurlah atas keterbatasan yang engkau miliki. Karena hal itu memberimu kesempatan untuk mmperbaiki
Rasa syukur bisa mengubah hal negatif menjadi positif
Berusahalah mensyukuri kesulitan yang engkau hadapi. Sehingga kesulitan itu menjadi berkah bagimu

Do You Know?

Orang yang pertama kali memakai celana panjang adalah Nabi Ibrahim as. Beliau ingin memakai celana panjang karena merasa malu pada bumi yang melihat auratnya saat beliau berjalan. Allah pun mengutus malaikat Jibril untuk memberikan selembar kain kepada beliau. Lalu beliau menjahitnya sehingga berbentuk celana panjang.

Kisah Abu Nawas


Tetap Bisa Cari Solusi
         Mimpi buruk yang dialami Baginda Raja Harun Al Rasyid tadi malam menyebabkan Abu Nawas diusir dari negeri Baghdad. Abu Nawas tidak berdaya. Bagaimana pun ia harus segera menyingkir meninggalkan negeri Baghdad hanya karena mimpi. Masih jelas terngiang-ngiang kata-kata Baginda Raja di telinga Abu Nawas.
        "Tadi malam aku bermimpi bertemu dengan seorang laki-laki tua. la mengenakan jubah putih. la berkata bahwa negerinya akan ditimpa bencana bila orang yang bernama Abu Nawas masih tetap tinggal di negeri ini. la harus diusir dari negeri ini sebab orang itu membawa kesialan. ia boleh kembali ke negerinya dengan sarat tidak boleh dengan berjalan kaki, berlari, merangkak, melompat-lompat dan menunggang keledai atau binatang tunggangan yang lain."
       Dengan bekal yang diperkirakan cukup Abu Nawas mulai meninggalkan rumah dan istrinya. Istri Abu Nawas hanya bisa mengiringi kepergian suaminya dengan deraian air mata.
       Sudah dua hari penuh Abu Nawas mengendarai keledainya. Bekal yang dibawanya mulai menipis. Abu Nawas tidak terlalu meresapi pengusiran dirinya dengan kesedihan yang terlalu mendalam. Sebaliknya Abu Nawas merasa bertambah yakin bahwa Tuhan Yang Maha Perkasa akan segera menotong keluar dari kesulitan yang sedang melilit pikirannya. Bukankah tiada seorang teman pun yang lebih baik daripada Allah SWT dalam saat-saat seperti itu?
       Setelah beberapa hari Abu Nawas berada di negeri orang, ia mulai diserang rasa rindu yang menyayat-nyayat hatinya yang paling dalam. Rasa rindu itu makin lama makin menderu-deru seperti dinginnya jamharir. Sulit untuk dibendung. Memang, tak ada jalan keluar yang lebih baik daripada berpikir. Tetapi dengan akal apakah ia harus melepaskan diri? Begitu tanya Abu Nawas dalam hati. Apakah aku akan meminta bantuan orang lain dengan cara menggendongku dari negeri ini sampai ke istana Baginda? Tidak! Tidak akan ada seorang pun yang sanggup melakukannya. Aku harus bi­sa menolong diriku sendiri tanpa melibatkan orang lain.
         Pada hari kesembilanbelas Abu Nawas menemukan cara lain yang tidak termasuk larangan Baginda Raja Harun Al Rasyid. Setelah segala sesuatunya dipersiapkan, Abu Nawas berangkat menuju ke negerinya sendiri. Perasaan rindu dan senang meng-gumpal menjadi satu. Kerinduan yang selama ini melecut-lecut semakin menggila karena Abu Nawas tahu sudah semakin dekat dengan kampung halaman.
        Mengetahui Abu Nawas bisa pulang kembali, penduduk negeri gembira. Desas-desus tentang kembalinya Abu Nawas segara menyebar secepat bau semerbak bunga yang menyerbu hidung.
        Kabar kepulangan Abu Nawas juga sampai ke teli­nga Baginda Harun Al Rasyid. Baginda juga merasa gembi mendengar berita itu tetapi dengan alasan yang sama sekali berbeda. Rakyat gembira melihat Abu Nawas pulang kembali, karena mereka mencintainya. Sedangkan Baginda Raja gembira mendengar Abu Nawas pulang kembali karena beliau merasa yakin kali ini pasti Abu Nawas tidak akan bisa mengelak dari hukuman.
        Namun Baginda amat kecewa dan merasa terpukul melihat cara Abu Nawas pulang ke negerinya. Baginda sama sekali tidak pernah membayangkan kalau Abu Nawas ternyata bergelayut di bawah perut keledai. Sehingga Abu Nawas terlepas dari sangsi hukuman yang akan dijatuhkan karena memang tidak bisa dikatakan teiah melanggar larangan Baginda Raja. Karena Abu Nawas tidak mengendarai keledai.

KLIK (Kolom dan Lembar IKTSAR)




ISLAMI DAN EDUKATIF



SEJARAH IKTSAR
KISAH
RENUNGAN QUR’AN DAN HADITS
TIPS
UNTAIAN KATA
DO YOU KNOW?

Edisi 1, 3 April 2011
Kp. Pondok Blimbing No. 49 Jurang Mangu Barat Pondok  Aren Tangerang 15223
Editor: Luthfiyah
FB:luthfiyah al Syirbun
www.iktsar-jabodetabek.com




Sejarah IKTSAR


T
entu wajar jika anda para anggota IKTSAR (Ikatan Santri Ribath) Jabodetabek selayaknya mengetahui sejarah berdirinya komunitas ini. Komunitas ini didirikan berawal dari adanya hasrat dan keinginan para santri Pondok Pesantren Ribathul Muta’allimin yang ada di daerah Jakarta agar bisa berkumpul bersama. Hingga akhirnya Mba Khairun Nasihah mengundang teman-teman meng-hadiri acara Temu Kangen yang diadakan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.


        Pertemuan yang diadakan pada tanggal 12 Desember 2010 ini dihadiri oleh 12 anggota, yaitu: Khairul Umam, Khairun Nasihah, Fathan, Fera Dina, Diana, Luthfiyah, Hendri, Winarso, Selamet, Riyati, Redi dan Hafidz.  
       Banyak hal yang mereka bicarakan pada acara tersebut. Termasuk ide untuk  mendirikan sebuah perkumpulan para santri Ribath yang berada di Jakarta dengan nama CLUB RIBATH JABODETABEK. Organisasi ini mempunyai misi dan visi yaitu untuk mem-berikan kontribusi positif untuk Pesantren Ribath dan mempererat ukhwah antara para santri Ribath.
       Pada pertemuan tersebut pun para anggota sepakat untuk mengadakan acara rutin setiap bulan dan mengangkat Mas Khairul Umam sebagai ketua organisasi.  
         Pada Pertemuan ke 3 di Monas tanggal 6 Februari, acara club Ribath kedatangan tamu istimewa, yaitu Kang Iqbal selaku Ketua Hasprim. Beliau memberikan banyak masukan yang sangat bermanfaat bagi kemajuan komunitas ini. Salah satunya adalah masukan untuk penggantian nama yang lebih sesuai dengan latar belakang organisasi ini. Saran Kang Iqbal tersebut pun ditanggapi dengan antusias oleh para anggota Club Ribath. Sampai akhirnya, pada pertemuan ke-4 tanggal 6 Maret di rumah Mas Yanto, semua anggota sepakat mengganti nama Club Ribath menjadi IKTSAR (Ikatan Santri Ribath) Jabodetabek. 


 


         Walaupun usia organisasi ini masih cukup belia, namun semangat para anggotanya tak bisa diremehkan. Masing-masing anggota merasa bertanggung jawab atas kemajuan dan kesuksesan organisasi yang bernafaskan islam ini. Tentu dengan harapan organisasi ini dapat berkembang dan memberikan manfaat untuk para santri pada khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya. (upi)